ini tentang kau.

pada saat yang genting ini
ingin ku ultimatum rasa mu
dan raga mu 
yang menolak mentah rasa 
karena otak mu menjadi pusat pemujaan kata hati.
aku ini manusia
yang ingin hidupi kau bahagia selamanya
tak mungkin jadi pengemis rasa selamanya
selama yang kau mau
lalu aku berduduk, julurkan tangan ke arah hati mu.

kadang aku terpikir tentang kepergian
tentang berjalan yang tak menoleh ke belakang
menyisahkan punggung 
untuk ditatap
untuk dikenang.
tapi aku masih mempunyai rasa
tentang kau yang penting sepanjang masa;
tentang kau
yang mengisi dan menaungi
yang menyadarkan dan memanggil
yang menggoda dan membatasi.

tapi kini kau hampir pergi
tak dinyanya pergi tanpa sebab
tanpa pamit kepada orang rumah
kepada segelintir rasa 
yang menjadi pemuja tetap mu
pemuja kau sepanjang abad.
kau kini bukan dahulu
bukan tanah yang gembur dan ingin kutanami.
memang sudah tidak.
aku ingin menuai hasil dari kau
tapi nampaknya
asa hanya asa.

kau harus perlakukan ku dengan lebih baik
lebih pantas 
sebagai manusia
sebagai pendamping
sebagai penikmat rasa kasih.
tanpa semua, apalah kita?

Komentar

Postingan Populer