Ruang Depan
aku bertamu di ruang depan penuh sangsi yang kau sebut batas. tepat diantara waras dan ketidakadilan.
waktu itu kini kukenang sebagai pelu, diantara Sabtu dan Minggu, dan tentu saja kelabu.
waktu itu kini kukenang sebagai pelu, diantara Sabtu dan Minggu, dan tentu saja kelabu.
hari ini aku hanya teringat tentang waktu yang sudah denganmu, saat kurapihkan pakaian dan dasi - dasi kantor pada box tua bekas ayah. kalian berdua sangat mirip, kau dan ayahku, bersisa kenangan - kenangan baik yang kalau dikonversi menjadi hujan telah banjir seluruh tanah Jawa.
maka aku tak perlu berterima kasih pada pusara ini sebab sehabis ini ia mati dan kau tetap berpetualan diantara semak belukar dan semut merah; di senyap kota besar dan mabukmu yang hampir setiap malam
Komentar
Posting Komentar