siapa?

pada suatu pintu
kuketuk perlahan, tentang namamu
dalam desir - desir angin ini
pada gedung bertingkat
tanah - tanah rampasan ningrat,
kukecup segala sangkaan
tentangku yang masa lampau.

pengganjalnya pun kujelaskan singkat;
aku tak benar - benar tau kau siapa.

sebab tentang rasa
hanya kubagi mata
yang tak sudahnya berdoa
pada serapah tanpa sumpah
dan tanah tempat relung yang retak terbelah.




Komentar

Postingan Populer